Pecinta Alam Selalu Terjun Duluan Ke Lokasi Bencana
Sahabat Muda News – Jakarta, Spirit seorang pecinta alam adalah berbuat baik untuk sesama. Spirit ini mendorong pecinta alam menjadi sosok luar biasa yang mandiri, tangguh, tidak egois sehingga selalu dapat bekerja sama dengan orang lain, serta dapat membangun harmoni pada kehidupan.
Demikian kata Prof. Dr. H. Edy Suandi Hamid, M. Ec, Wakil ketua Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembanagan (Diktilibang) PP Muhammadiyah, saat menyampaikan orasi selaku keynote speaker pada International Disaster Webinar. Minggu siang. (7/11/2021)
Di acara yang diselenggarakan oleh SAR Mapala Muhammadiyah Indonesia (SARMMI) bekerja sama dengan Associação Gerhana Explora no Prezerva Natureza Timor Leste, Prof. Edy Suandi menegaskan, “Dengan spirit itu pula seorang pecinta memilik karakter pemimpin.”
“Seorang pecinta alam pasti berani, tetapi tetap bisa menolong orang lain dan mampu mengambil keputusan cepat dalam situasi tertentu. Karakter seperti ini adalah karakter seorang pemimpin,” lanjut Prof. Edy Suandi yang Komisioner International Universities Search and Rescue Council (IUSARC) The Northern of Cyprus, Republic of Turkey.
Meski demikian imbuhnya, pecinta alam harus betul-betul mengenal alam. Jika tidak mengenal alam, pecinta alam akan tersesat.
Lebih bahaya lagi kalau pecinta alam sesat pikir dalam memaknai kepecintalaman.
“Agar tidak sesat pikir, solusinya adalah belajar mengenal alam dan keterampilan praktis, serta belajar memahami filosofis kepecintaalaman,” kata Prof. Edy Suandi yang dikenal luas sebagai Pembina SARMMI.
Belajar bukan hanya untuk menambah wawasan dan recharging terhadap apa yang sudah pecinta alam lakukan dan ketahui. Tetapi agar segala yang sudah pecinta alam lakukan betul-betul bermanfaat bagi dirinya, masyarakat, alam dan segenap isinya. Serta bagi korban bencana karena Indonesia berada di ring of fire.
“Saya betul-betul melihat, setiap ada bencana, pecinta alam selalu terjun duluan mencari, mengevakuasi dan membantu korban bencana. Ini menunjukan kebermanfaatan pecinta alam dirasakan masyarakat,” terangnya.
Meski demikian, pesan Prof. Edy Suandi pecinta alam harus terus menerus meningkatkan kemampuan di bidang SAR (search and rescue), dan manajemen kebencanaan (disaster manajemen).
Modal seorang pecinta alam terjun ke lokasi bencana sebagai SAR, tak cukup kemauan dan keberanian saja. Tetapi harus memiliki keterampilan teknis yang memadai, didukung peralatan yang cukup serta pengetahuan manajemen kebencanaan.
Manajemen kebencanaan sangat kompleks, karena harus bicara tentang memanajemen sumber daya yang ada. Memanajemen manusia yang ada. Juga memanajemen sarana dan pra sarana yang ada.
Manajemen kebencanaan tegas Prof. Edy Suandi, perlu dipelajari agar dampak bencana alam dapat diminimalisir, karena sebagai negara yang berada di zona ring of fire bencana sering terjadi.
“Webinar Internasional ini merupakan forum yang tepat untuk belajar. Pecinta alam di Indonesia dan Timor Leste perlu kerja sama karena memiliki spirit yang sama dan sama-sama berada di negara ring of fire,” tutup Prof. Edy Suandi.
Selain diikuti oleh pecinta alam di Timor Leste, turut pula sebagai peserta webinar adalah pecinta alam dari Maumere NTT. Luwuk Banggai, Donggala, Mamasa, Sol,. Yogyakarta, Purwokerto, Bogor, Bekasi, Jakarta, Tangerang, Lampung, Pagaralam dan Riau. (*)
Kontributor : Ahyar Stone SARMMI/Rani Puspina Mapala UMRI,