Minyak dan Air 2

 Nina Amban – Pendiri Bumi Edukasi

Hai……bertemu lagi di tulisan saya yang ke dua,semoga teman-teman tidak bosan membacanya hehehehe.

Saya akan melanjutkan bagaimana mendampingi didaerah Melawan, yang di tulisan pertama sudah saya ceritakan sedikit tentang daerah Melawan tersebut yaitu daerah berkonflik antara masyarakat dan pihak Taman Nasional, pembalakan dan penjualan kawasan Taman Nasional itulah yang terjadi di Melawan. Membutuhkan energi yang sangat luar biasa dan penuh kesabaran serta keikhalasan untuk menjalani pendampingan di Melawan, tetapi bagi saya tidak ada yang tidak mungkin, jika kita mau melakukan dan menyingkirkan ego kita, maka semua pasti bisa di hadapi nya. Dan selalu menggandeng Tuhan dan Alam Semesta, untuk mendampingi saya menjalankan tugas yang di berikan NYA.

Saya tidak bekerja sendiri di bantu oleh teman-teman Taman Nasional Kutai dan PT. Indominco Mandiri, kami selalu bergandengan tangan dan membawa Tuhan turut campur tangan, karena kita tidak mungkin bisa melakukan nya tanpa campur tangan Tuhan, kita manusia selalu punya rencana tetapi hanya Tuhan yang mengijinkan atas apa rencana kita.

Baiklah tidak panjang lebar saya akan memulai apa saja yang sudah saya lakukan di Melawan, karena pasti semua penasaran ingin tahu apa yang saya lakukan heheheheheh (geer ya saya). Mengulas sedikit cerita tentang perkawinan saya dengan Taman Nasional Kutai dan PT. Indominco Mandiri

 

Pak Nur patria Kurniawan (Kepala Balai TN Kutai) & Pak Era Tjahya Saputra dari PT. Indominco Mandiri, Bpk Nur Patria Kurniawan memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada saya untuk pendampingan rehab DAS 3500 hektar di Melawan, yang di bantu oleh PT. Indominco Mandiri. Dengan pede nya tugas itu diberikan kepada saya, padahal saya tidak punya konsep tentang pendampingan konflik hehehehehe, tapi saya tidak pernah takut dengan apa yang akan saya kerjakan dan selalu yakin bahwa saya tidak pernah bekerja sendiri saya di bantu oleh teman – teman TN Kutai dan PT. Indominco Mandiri. Saya pun berbicara dengan alam di Melawan bahwa saya akan mengobati luka yang di derita alam di sana.

Metode saya adalah hanya mengenalkan RUMAH nya dan bagaimana bisa harmonisasi dengan alam, bagaimana kita bisa makan dari alam, dan selalu bijak memperlakukan alam seperti kita melakukan terhadap diri kita sendiri.

Mereka akhirnya sadar atas apa yang saya berikan, mereka pun mau membantu dan bersahabat dengan TN Kutai untuk menjaga dan melestarikan RUMAH nya, setelah masyarakat sudah bisa kupegang saya pun menginfokan maksud dan tujuan masuk melawan, yaitu dengan program rehab DAS dan pemulihan ekosistem. Dalam pendampingan saya TN kutai dan Indominco tidak saya info kepada masyarakat,bahwa program ini adalah program mereka. Kenapa saya melakukan itu? karena saya ingin masyarakat tidak berpikiran kalau program rehab DAS dan pemulihan ekosistem ini adalah sebuah projek yang ada uang nya, saya mengajak masyarakat untuk membantu saya menanam 3500 hektar itu dengan hati. Dan atas keinginan masyarakat itu sendiri, bukan hanya sekedar uang mereka melakukan. Hingga pada akhirnya masyarakat akan tahu siapa yang akan membantu mereka dalam program tersebut.

Pertemuan Warga Melawan 

Inventarisasi lahan masyarakat
Untuk bisa melaksanakan penanaman, kami harus malakukan inver (inventarisasi) mengukur lahan yang di tempati atau di kelola oleh masyarakat di dalam kawasan, agar mempermudah kami memberikan bibit tanaman. 1 bulan saya melakukan inver yang di bantu oleh petugas TN Kutai (Bpk Supiani, Bpk Gunadi, Bpk Arif Suliyono, Bpk Saifullah, Bpk Djumadi, Bpk Tri Wijaya), dan Pak Tala selaku masyarakat yang selalu setia menemani kami untuk menunjukan area lahan yang ada di dalam kawasan. Alhamdullilah Puji Tuhan pada saat kami inver masyarakat sudah mau membantu kami di lapangan, mereka tidak lari dan main kucing-kucingan lagi. Karena mereka sudah tahu maksud dan tujuan nya, justru mereka sangat senang karena lahan nya di kunjungi. Petugas pun mau singgah dan ngobrol dengan masyarakat, terbayar perjuangan kami dilapangan berjalan berkilo kilo, dengan ada nya interaksi masyarakat dan petugas.

Ini semua berkat ide sahabat saya Nur Patria Kurniawan bagaimana menyatukan air dan minyak, dan beliau pun berkata kepada saya (mba Nina adalah kokinya yang meramu sebuah masakan itu menjadi enak dan di nikmati banyak orang, mba Nina adalah sutradara, penulis skenario dan pemain utamanya)

Demikian tulisan saya yang ke 2 yang berjudul Minyak dan Air, saya berharap teman-teman mau bersabar dan masih ingin tahu lagi pendampingan saya selanjut nya di melawan pada tulisan yang berikut, salam lestari salam konservasi

By Nina Amban (Bumi Edukasi)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *