6 Sistem Sekolah Unik yang Ada di Dunia
Banyak cara yang dilakukan pengelola sekolah demi meningkatkan kualitas pendidikan dan memacu prestasi siswa. Mulai dari memajukan mutu guru, merancang ulang kurikulum, hingga menerapkan konsep pengajaran yang unik. Contohnya sistem belajar yang dipakai beberapa sekolah berikut ini. Yuk, kita simak!
1. Pendidikan Berbasis Riset dan Komunitas di Sanggar Anak Alam
Kita mulai dari Indonesia. Tepatnya di Sanggar Anak Alam (Salam) di Nitiprayan, Bantul. Sekolah yang didirikan oleh Toto Rahardjo ini tidak memiliki pelajaran khusus, loh. Pendidikan dilakukan berbasis riset untuk memantik rasa ingin tahu siswa. Siklusnya, peserta didik mengajukan ide penelitian, guru atau fasilitator kemudian membantu untuk mengonstruksi kerangka berpikir, menganalisis, dan membuat kesimpulan. Gagasan riset pun banyak diambil dari kehidupan sehari-hari.
Selain itu, Sanggar Anak Alam melibatkan komunitas dalam pendidikannya. Bila ada orangtua siswa yang memiliki profesi tertentu, maka ia akan diminta mengisi kegiatan ekstrakurikuler. Dengan demikian, tercipta hubungan harmonis antara siswa dan orangtua.
2. Konsep Open Space ala Orestad Gymnasium
Producers of content, not just customers. Kira-kira begitulah slogan pendidikan dari sekolah di Denmark ini. Untuk mengimplementasikan slogan tersebut, Orestad Gymnasium membangun sekolah yang hanya memiliki satu ruangan besar (open space). Tidak ada sekat per kelas. Guru bertugas sebagai fasilitator yang sekadar menyajikan 50% proses pembelajaran. Sisanya, peserta didik dipersilakan menggunakan kreativitas dan inovasinya guna menyelesaikan sejumlah permasalahan. Semua dilakukan dalam satu ruangan yang telah dilengkapi berbagai fasilitas penunjang. Menarik, ya?
3. Big Picture Learning di Rhode Island
Di tanah air, siswa baru dikelompokkan berdasarkan minat ketika duduk di bangku SMA atau SMK. Namun sekolah di Rhode Island, Amerika Serikat, beda. Mereka menerapkan model pembelajaran Big Picture Learning. Sejak sekolah dasar, siswa sudah dipetakan potensinya. Lalu mereka akan dibimbing langsung oleh para mentor ahli dan berpengalaman untuk mengeksplorasi minat serta bakatnya.
4. Sistem Self Paced Learning di Steve Jobs School
Sekolah yang terletak di Belanda ini juga tidak memiliki guru dan tidak ada pembagian kelas. Siswa justru diminta membuat IDP (Individual Development Plan) alias rancangan belajarnya sendiri. Selanjutnya siswa dibagi dalam core group beranggotakan 25 orang, dengan maksimum perbedaan usia 4 tahun. Setiap kelompok mempunyai coach yang akan memfasilitasi proses jalannya IDP, termasuk memberi tantangan dan mengevaluasi perkembangan setiap anak. Keunikan tiap individu benar-benar dihargai melalui konsep belajar ini.
5. Summerhill School, Bebas Masuk dan Bolos Sekolah
Pernah membayangkan belajar di sekolah yang tidak punya kurikulum, tidak ada ujian, bahkan bebas masuk kapan saja? Summerhill School di Inggris siap membuat kamu terkejut. Di sini, siswa diberikan kebebasan sepenuhnya untuk berkreasi, asalkan tidak mengganggu orang lain. Bila lapar, anak-anak bisa memasak di dapur. Jika ingin bermain, silakan pergi ke gudang dan buatlah sesuatu.
Meski begitu, tentu ada sejumlah peraturan yang disepakati bersama antara guru dan siswa. Bagi pihak pengelola, bebas melakukan apa saja berarti seseorang juga harus bertanggungjawab atas ucapan dan tindakannya.
6. Pengembangan Teknologi di P-TECH High School
Sesuai namanya, sekolah yang berlokasi di New York ini menerapkan pendidikan berbasis teknologi. Didirikan oleh perusahaan IT ternama, IBM, P-TECH High School menawarkan program STEM (Science Technology Engineering Math) selama 6 tahun sejak siswa lulus SMP. Setelah lulus, mereka akan diberi gelar sarjana sekaligus karir di bidang teknologi.
Dari semua konsep pembelajaran di atas, yang mana jadi kesukaanmu ?
sumber : idntimes.com