Menapaki Puncak Prau
Sahabat Muda News – Jakarta. Bang Lufti begitu biasa di panggil oleh para peserta NBBL (Nanjak bareng Bang Lutfi), sebuah komunitas open trip yang kerap kali mengadakan pendampingan pendakian gunung. Bang Lutfi juga tergabung dalam Assosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI).
Kali ini gunung Prau menjadi tujuan pendakian NBBL. Tepat tanggal 21 – 24 Juni mereka melaksanakan pendakian Gunung Prau. Namun sebelum pendakian dilakukan biasanya NBBL mengadakan briefing atau technical meeting untuk memberikan pengarahan ataupun sekedar membicarakan jadwal selama pendakian dan memastikan daftar perlengkapan yang harus dibawa pada hari H nantinya.
Tibalah hari yang ditunggu-tunggu. Jum’at 21 Juni2019. Jama’ah Nbbl berkumpul di SPBU Mampang untuk pemberangkatan pukul 16.00wib. Allah swt pun menakdirkan Jama’ah Nbbl Prau sebagai berikut : 1. Mulya Nur Izza MI RPI , 2. Rizka MTsN16, 3. Destria alumni MTsN1 2018, 4. Kayla Shabrina kelas 85, 5. Farhan Aziz kelas85, 6. Luthfi Arsya kelas83, 7.Nazwa Putri kelas75, 8. Fadly alumni MTsN1 2018, 9.Risyad kelas X Aliyah Alkhairiyah, 10. Hafiz kelas9 SMP, 11. Abi kelas9 SMP.
Armada Sinar Jaya mengantarkan kami tiba di terminal Wonosobo Sabtu, 22 Juni 2019 pukul 05.30. Setelah repacking, melengkapi logistik yang kurang dan memastikan dapat tiket pulang kami melanjutkan perjalanan menuju Basecamp Dieng dengan menumpang bus kecil pukul 08.30 wib.
Pukul 10.00 kami tiba di Dieng. Foto-foto di Plang Besar Dieng kemudian lanjut mulai tracking ke basecamp.10.30wib kami tiba di basecamp. Berbeda sekali dibanding Agustus tahun lalu. Basecamp Dieng memperketat pemeriksaan barang bawaan pendaki.
Para volunteer terlihat lebih tegas khususnya pada barang bawaan pendaki berupa botol minum mineral sekali pakai, tissue basah dan logistik lainnya yang menghasilkan sampah plastik. Awalnya kesal rasanya harus bongkar kembali carrier dan menunggu lama antrean untuk diperiksa. Demi kelestarian alam untuk dinikmati anak cucu kita selanjutnya kami pun patuh pada peraturan yang dibuat pihak pengelola.
Salah seorang volunteer menegaskan kerusakan telah jelas terjadi di atas sana. Yang bisa kita lakukan sekarang adalah mengurangi kerusakan tersebut demi anak cucu kita. Kami pun makin paham dan makin bisa menerima. Kami mengganti botol air minum dengan drigen 4liter. Tissue basahpun harus kami tinggalkan di basecamp. Hanya tissue kering yang diperbolehkan naik ke atas.
Pendakian gunung Prau sangat direkomendasikan buat para pemula karena jarak tempuhnya rata-rata hanya membutuhkan waktu 3 jam. Pendaki tidak perlu terburu-buru mencapai puncak/camping ground. Mereka bisa menikmati suasana/suara alam lebih lama saat masuk hutan cemara pos 1 hingga pos 2.
Nbbl Prau pun bisa dikatakan pendakian yang sangat santai. Terlebih cuaca sangat mendukung. Tepat pukul 16.00 seluruh peserta Nbbl tiba di puncak 2590mdpl. Izza ternyata sudah tiba terlebih dahulu bersama kawan-kawan yang lain. Ia terlihat sangat asyik menikmati indahnya pemandangan. Syukur Alhamdulillah kami semua dapat menapaki puncak Prau tanpa kurang suatu apapun dan kembali dengan selamat, terima kasih bang Lutfi yang telah mendampingi kami dalam menapaki puncak Prau, semoga di lain kesempatan kita dapat mendaki bersama NBBL lagi.