20 Tahun Perjalanan Ekspedisi Leuser Mapala Stacia 1999
Sahabat Muda News – Jakarta. Perjalanan gunung terpanjang, lebih kurang setengah bulan kami berada di Belantara lebat, ujung pulau Sumatera.
Masih teringat dengan sangat jelas bagaimana tekanan dari Gerakan Aceh Merdeka ketika itu masih menjadi Daerah Oprasi Militer (DOM) di Aceh. Sebenarnya kami tidak direkomendasikan untuk mendaki, hal ini yang membuat kami memutuskan untuk membagi tim menjadi 2, ada tim pendahulu dan ada tim pendakian. Tim Pendahulu terdiri tiga orang yakni Lessy, Wahyu serta Azis. Tugas yang dibebankan tim pendahulu adalah memonitor dan memastikan kondisi aman terkendali untuk pendakian.
Perjalanan menuju Leuser penuh dengan rintangan, bahkan hingga terjadi penembakan terhadap kendaraan tim pendahulu hingga terjadi pecah ban karena ditembak.
Sementara tim pendakian terdiri dari Adry, Sulis, Fadlik dan Arif harus beradaptasi di empat gunung Sumatera Utara, gunung Sinabung yang kini terus aktif, Sibayak, Pintau serta Simpulan Angin. Singkat cerita kami berhasil menggapai puncak Leuser, semua itu karena usaha dan doa dari semua tim, saudara dan kerabat.
Perjalanan melelahkan ini melahirkan keberanian yang luar biasa, dari perjalanan inilah kobar api semangat untuk membuat Ekspedisi gunung Es Mapala Stacia Univ. Muhammadiyah Jakarta diniatkan. Hingga Mapala Stacia mampu mendaki gunung Kilimanjaro di Afrika serta Elbrus di Rusia pada ekpedisi selanjutnya.
Kegiatan yang banyak menyita tenaga, mental serta pikiran ini terus kami lakukan, salah satu kunci yang mujarab, bangun di waktu subuh, berdoa setelah Adzan, sebelum Ikomah. Usai sholat subuh lari pagi berkilo kilo. Hal tersebut kami lakukan berbulan bulan.
Hingga terjabarlah semua yang dimimpikan telah terbukti dan kini jadi kenangan semangat tuk generasi penerus.
Penulis : Fadlik Al Iman – Mapala Stacia Universitas Muhammadiyah Jakarta.