Minyak dan Air
Sahabat Muda News – Taman Nasional Kutai. Minyak dan air tidak pernah bisa bersatu sampai kapan pun, tapi bagi Nurpatria Kurniawan semua itu bisa di campur dan baginya tiada mustahil dan sangat percaya bahwa air dan minyak dapat bersatu. Air dan minyak maksudnya adalah antara Taman Nasional Kutai dan perusahaan tambang, banyak orang beranggapan bahwa Taman Nasional Kutai dan perusahaan tambang tidak pernah akur dan selalu negatif, tetapi Tuhan mempunyai rencana yang begitu indah hingga akhirnya alam semesta menyatukan saya dan menikah dengan Taman Nasional Kutai, PT. Indominco dan Bumi Edukasi untuk saling bersinergi menyelamatkan RUMAH kita.
Perkawinan kami bertiga terjadi di bulan Febuari tahun 2019 sama-sama kami menghilangkan ego masing-masing dan melebur menjadi satu hanya untuk menjalankan tugas dari Tuhan merehab DAS dan pemulihan ekosistem daerah MELAWAN, kami layaknya seperti cerita film avengers, transformer dan avatar yang bersatu untuk menyelamat alam semesta, tetapi perang kami tidak dengan senjata seperti yang di film. Senjata kami adalah dengan menyentuh hati dan merubah pola pikir mereka agar menjaga semesta dan berharomonisasi dengan alam dan budaya.
Sedikit aku cerita tentang Melawan, daerah ini terkenal dengan perambahan liar alias ilegal logging dan memperjual beli lahan Taman Nasional bahkan sampai masyarakat menempati kawasan Taman Nasional Kutai, hampir 20 tahun daerah Melawan ini bersitegang dengan Taman Nasional bahkan sampai terjadi perkelahian antara petugas Taman Nasioanl dan Masyarakat. Petugas Taman Nasional menjalankan tugasnya untuk menjaga wilayahnya hingga melakukan penyelidikan dan menangkap pelaku perambah, pertaruhan nyawa diberikan para petugas Taman Nasional mereka tidak memikirkan nyawa mereka, yang ada dipikiran para petugas adalah bagaimana bisa melindungi dan menjaga RUMAHnya, tetapi di sisi lain masyarakat yang sudah menempati kawasan Taman Nasional pun juga mempertahankan lahannya untuk bisa hidup dengan keluarganya mereka pun mati-matian mempertahankan lahan tersebut. Tuhan pun lelah melihat perseteruan para umatnya, hingga DIA mempertemukan dan menikahkan kami bertiga.
Tanggal 22 Febuari 2019 kami masuk daerah Melawan untuk bertemu dan mengenalkan RUMAH mereka sebenarnya, awalnya mereka melihat kami penuh dengan rasa curiga dan ketakutan yang sangat luar biasa, tetapi ketakutan mereka lenyap sekejap setelah saya masuk di sesi mengenal RUMAH serta menceritakan betapa sedih nya alam kita sekarang ini karena perbuatan kita manusia. Mereka paham, mengerti dan tersentuh hatinya setelah saya putarkan film KETIKA ALAM BERBICARA (jika kalian ingin berdampingan hidup dengan saya berhentilah meracuni dan merobek isi perut saya, karena saya tidak butuh kalian tetapi kalianlah yang membutuhkan saya, karena saya sudah berada di bumi ribuan tahun lama nya). Dengan menyentuh hatinya mereka pun berjanji dan mau melestarikan dan menjaga RUMAHnya dengan tidak (memperluas hutan untuk membuka lahan, tidak memperjual belikan lahan Taman Nasional,
Bulan Maret dan April kami mendampingi mereka, langkah awalnya adalah melakukan inventarisir atau mengukur luas lahan masyarakat yang ada di kawasan yang dibantu oleh petugas Taman Nasional Kutai dan pak Tala, pak Yunus selaku masyarakat. Perjuangan kami masih panjang juga masih membutuhkan amunisi dari alam semesta untuk tetap mendampingi mereka.
Cerita ku cukup di sini dulu karena akan ada lanjutan cerita pendampingan saya di MELAWAN, cerita ini akan terus bersambung hingga akhirnya semua tugas kami selesai. Kami begitu yakin bahwa AIR dan MINYAK akan bisa bersatu jika yang mengelola koki handal, siapa koki handal itu tunggu tulisan saya berikutnya…
oleh : Nina Amban (Bumi Edukasi)