Ketangguhan Anggota baru Montana patut di uji
Sukarelawan Montana pengabdianmu ditunggu alam semesta
Sahabat Muda News – Jakarta. Sukarelawan Montana tengah menyiapkan tenaga-tenaga muda yang siap mengabdi untuk Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, pun jika terjadi bencana di weluruh wilayah Indonesia nantinya dapat diturunkan. Saat ini Sukarelawan Montana sedang melakukan tahapan pertama pendidikan dan latihan siswa-siswa anggota baru. “Anggota yang sedang mengikuti pendidikan dan pelatihan berjumlah 19 orang siswa dan sudah dilantik menjadi Anggota Muda, lalu melanjutkan Proses Pendidikan dan latihan tahap kedua sebagai syarat mendapat status keanggotaan Sukarelawan Montana,” ungkap Ketua Sukarelawan Montana, Trio Wahyudi atau biasa di panggil dengan sebutan bang Bolly.
Bang Bolly menjelaskan, pendaftaran siswa anggota Sukarelawan Montana dibuka untuk umum meliputi Pelajar, Pemuda dan Mahasiswa atau Warga Negara Indonesia diatas usia 17 tahun. “Sukarelawan Montana adalah Organisasi Sukarelawan yang merupakan Mitra Kerja sejajar dengan Taman Nasional Gunung Gede – Pangrango (TNGGP) pada jalur pendakian Cibodas semenjak tahun 1993, tepatnya pertama kali didirikan tanggal 31 januari 1993,” jelasnya . Bang Bolly melanjutkan, setelah siswa – siswa dilantik menjadi anggota muda, selanjutnya mereka melanjutkan Tahapan Kedua pendidikan dan pelatihan tahap dua dengan didampingi Kepala Sekolah yang ditunjuk langsung Badan Pengurus Harian (BPH) Sukarelawan Montana sebagai kelanjutan dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan Anggota Muda dan untuk mendapatkan Nomor Keanggotaan Sukarelawan Montana.
Materi-materi yang diberikan kepada Anggota Muda, lanjutnya, meliputi Materi dasar tentang Ke-volunteer-an, Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD), Manajemen Perjalanan, Navigasi Darat dan Evakuasi, Konservasi dan Lingkungan, Ke-taman nasional-an, teknik dasar komunikasi serta Evakuasi dan SAR (ESAR) sebagai pembekalan kepada Calon Anggota menjalankan aktifitas pelayanan pengunjung, usaha menjaga alam dan lingkungan dan kemanusiaan dikawasan TNGGP.
“Jika terjadi bencana alam atau tragedi manusiaan seperti hilangnya pendaki digunung – gunung selain Gede – Pangrango, Sukarelawan Montana bisa menurunkan personal untuk membantu sesuai kapasitas dan kemampuannya seperti pada Bencana Lombok pada pertengahan tahun 2018 lalu, Sukarelawan Montana menurunkan langsung personil ketitik lokasi Bencana,” katanya.
Terkait bencana yang baru saja terjadi di selat sunda, Sukarelawan Montana belum menurunkan personil ketitik lokasi bencana, dikarenakan masih fokus dalam Pendidikan dan Pelatihan Tahap Lanjutan Anggota Muda. Bravo Montana dan ke-19 calon anggota baru Montana, semoga jasa jasa para sukarelawan Montana dalam melestarikan lingkungan tetap melekat dalam diri para anggota Montana. (AM)