Uuk Gunawan, Aktivis tak Terlupakan
Sahabat Muda News – Depok. Uuk Gunawan telah berpulang, sebetulnya rekam jejak saya dengan Almarhum tak sebanyak teman teman yang lain. Kita berdua hanya punya histori yang tak mudah juga untuk dilupakan.
Kami memanggilnya Kak Uuk, usianya di atas kami. Dalam pergaulan dia mengayomi dan inisiasinya sangat besar hingga nama KIH pun yang sebelumnya Klub Indonesia Hijau berubah ala sumringah menjadi Klub Ikan Hias, ya.., mau tak mau kami harus mandiri, karena banyaknya program yang kami jalankan pada waktu itu sehingga bisnis ikan hias menjadi salah satu topangan kami untuk bertahan hidup.
Takayal, teras depan dan samping disulap menjadi kolam ikan, diding sekretariat pun seperti istana kaca dibuatnya. Pohon belimbing sayur hanya menjadi tumbuhan penghias istana air.
Pernah ketika itu kami bergotong royong sampai pagi, membuat sebuah bola Bumi dengan rakitan bambu, kawat dan kertas semen. Meski tak sempurna, proses menggiring sampai ke Bundaran HI menjadi sempurna, karena banyak alur kerjasama yang kami lalui.
Mulai dari melewati kabel telepon, listrik, pohon pohon pinggir jalan, sampai bola bumi terpaksa kami turunkan di jembatan Semanggi karena tinggi bola bumi ternyata sama dengan lorong jembatan.
Usaha gigih diupayakan diluar batas kemampuan, bagaimana tidak kami berpikir jangan sampai kami semua membuat macet kendaraan di belakangnya, karena menjadi viral. Walhasil bola bumi digelindingkan, meski sekarang bentuknya tak bulat sempurna,. Untuk menyiasati lepas dari lorong jembatan Semanggi.
Kami juga tercatat sebagai orang-orang yang berperan dalam gerakan besar Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau sekarang lebih di kenal dengan Car Free Day, gerakan Car Free Day pertama kali di komandoi oleh kawan kami yang bernama bang Age Mallory berduet dengan om Bejo dari Walhi Jakarta. Ketika itu banyak organ-organ yang terlibat selain teman-teman Mapala Se-DKI juga ada WWF Indonesia, Swisscontact, Yayasan Pelangi, KPBB (Komite Penghapusan Bensin Bertimbal), Walhi Jakata, KIH Jakarta dan masih banyak lagi. Kegiatan HBKB pun menjadi tempat pertama kalinya program BUSWAY di DKI diperkenalkan dan disosialisasikan ke masyarakat DKI Jakarta.
Pernah sesekali sehabis pertemuan besar di daerah Depok, uang kami tak cukup untuk balik ke Jakarta dan seingat saya, Listi dari Kerabat WWF, Rully sang koordinator serta lainnya berhasil menumpang truk menuju arah Jakarta. Ketika sudah berada di dalam truk barulah kami tersadar, bahwa menumpang di truk yang membawa balok balok es itu seperti touring keliling Eropa. Jadi kami siasati dengan bernyanyi sampai tiba di Mampang.
Selamat jalan Uuk, banyak kisah kita bersama dalam proses membangun dan mengembangkan KIH Jakarta. Kami yang tak akan pernah melupakanmu, dari ujung kaki sampai ujung kepala semoga tenaga dan pikiran yang kau curahkan dapat dinilai ibadah, dan Alloh SWT meridhoi-NYA. (FAI/AM)